Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya darikebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas daripenderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.
Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : "Makanlah nak,aku tidak lapar" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA
Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekiat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping saya
dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA
Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja." Ibu tersenyum dan berkata
:"Cepatlah tidur nak, aku tidak capek" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA
Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang
dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata: "Minumlah nak, aku tidak haus!" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT
Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah
kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA
Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim
balik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya punya duit" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM
Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian
memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku "Aku tidak terbiasa" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH
Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang
ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "angan menangis anakku,Aku tidak kesakitan" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.
Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.
Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa
tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : " Terima kasih ibu ! " Coba
dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita? Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita sudah
bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan
kembali lagi.. Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari.
Selengkapnya...
Minggu, 27 Februari 2011
Delapan Kebohongan Seorang Ibu dalam Hidupnya
Minggu, 13 Februari 2011
Jangan Halangi Aku Membela |Rasulullah
Hari itu Nasibah tengah berada di dapur. Suaminya, Said tengah beristirahat di kamar tidur. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh bagaikan gunung-gunung batu yang runtuh. Nasibah menebak, itu pasti tentara musuh. Memang, beberapa hari ini ketegangan memuncak di sekitar Gunung Uhud.
Dengan bergegas, Nasibah meninggalkan apa yang tengah dikerjakannya dan masuk ke kamar. Suaminya yang tengah tertidur dengan halus dan lembut dibangunkannya. “Suamiku tersayang,” Nasibah berkata, “aku mendengar suara aneh menuju Uhud. Barang kali orang-orang kafir telah menyerang.”
Said yang masih belum sadar sepenuhnya, tersentak. Ia menyesal mengapa bukan ia yang mendengar suara itu. Malah istrinya. Segera saja ia bangkit dan mengenakan pakaian perangnya. Sewaktu ia menyiapkan kuda, Nasibah menghampiri. Ia menyodorkan sebilah pedang kepada Said.
“Suamiku, bawalah pedang ini. Jangan pulang sebelum menang….”
Said memandang wajah istrinya. Setelah mendengar perkataannya seperti itu, tak pernah ada keraguan baginya untuk pergi ke medan perang. Dengan sigap dinaikinya kuda itu, lalu terdengarlah derap suara langkah kuda menuju utara. Said langsung terjun ke tengah medan pertempuran yang sedang berkecamuk. Di satu sudut yang lain, Rasulullah melihatnya dan tersenyum kepadanya. Senyum yang tulus itu makin mengobarkan keberanian Said saja.
Di rumah, Nasibah duduk dengan gelisah. Kedua anaknya, Amar yang baru berusia 15 tahun dan Saad yang dua tahun lebih muda, memperhatikan ibunya dengan pandangan cemas. Ketika itulah tiba-tiba muncul seorang pengendara kuda yang nampaknya sangat gugup.
“Ibu, salam dari Rasulullah,” berkata si penunggang kuda, “Suami Ibu, Said baru saja gugur di medan perang. Beliau syahid…”
Nasibah tertunduk sebentar, “Inna lillah…..” gumamnya, “Suamiku telah menang perang. Terima kasih, ya Allah.”
Setelah pemberi kabar itu meninggalkan tempat itu, Nasibah memanggil Amar. Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan, “Amar, kaulihat Ibu menangis? Ini bukan air mata sedih mendengar ayahmu telah syahid. Aku sedih karena tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan pagi para pejuang Nabi. Maukah engkau melihat ibumu bahagia?”
Amar mengangguk. Hatinya berdebar-debar.
“Ambilah kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah bersama Nabi hingga kaum kafir terbasmi.”
Mata amar bersinar-sinar. “Terima kasih, Ibu. Inilah yang aku tunggu sejak dari tadi. Aku was-was seandainya Ibu tidak memberi kesempatan kepadaku untuk membela agama Allah.”
Putra Nasibah yang berbadan kurus itu pun segera menderapkan kudanya mengikut jejak sang ayah. Tidak tampak ketakutan sedikitpun dalam wajahnya. Di depan Rasulullah, ia memperkenalkan diri. “Ya Rasulullah, aku Amar bin Said. Aku datang untuk menggantikan ayah yang telah gugur.”
Rasul dengan terharu memeluk anak muda itu. “Engkau adalah pemuda Islam yang sejati, Amar. Allah memberkatimu….”
Hari itu pertempuran berlalu cepat. Pertumpahan darah berlangsung sampai sore. Pagi-pagi seorang utusan pasukan islam berangkat dari perkemahan mereka meunuju ke rumah Nasibah. Setibanya di sana, perempuan yang tabah itu sedang termangu-mangu menunggu berita, “Ada kabar apakah gerangan kiranya?” serunya gemetar ketika sang utusan belum lagi membuka suaranya, “apakah anakku gugur?”
Utusan itu menunduk sedih, “Betul….”
“Inna lillah….” Nasibah bergumam kecil. Ia menangis.
“Kau berduka, ya Ummu Amar?”
Nasibah menggeleng kecil. “Tidak, aku gembira. Hanya aku sedih, siapa lagi yang akan kuberangkatan? Saad masih kanak-kanak.”
Mendegar itu, Saad yang tengah berada tepat di samping ibunya, menyela, “Ibu, jangan remehkan aku. Jika engkau izinkan, akan aku tunjukkan bahwa Saad adalah putra seorang ayah yang gagah berani.”
Nasibah terperanjat. Ia memandangi putranya. “Kau tidak takut, nak?”
Saad yang sudah meloncat ke atas kudanya menggeleng yakin. Sebuah senyum terhias di wajahnya. Ketika Nasibah dengan besar hati melambaikan tangannya, Saad hilang bersama utusan itu.
Di arena pertempuran, Saad betul-betul menunjukkan kemampuannya. Pemuda berusia 13 tahun itu telah banyak menghempaskan banyak nyawa orang kafir. Hingga akhirnya tibalah saat itu, yakni ketika sebilah anak panah menancap di dadanya. Saad tersungkur mencium bumi dan menyerukan, “Allahu akbar!”
Kembali Rasulullah memberangkatkan utusan ke rumah Nasibah. Mendengar berita kematian itu, Nasibah meremang bulu kuduknya. “Hai utusan,” ujarnya, “Kausaksikan sendiri aku sudah tidak punya apa-apa lagi. Hanya masih tersisa diri yang tua ini. Untuk itu izinkanlah aku ikut bersamamu ke medan perang.”
Sang utusan mengerutkan keningnya. “Tapi engkau perempuan, ya Ibu….”
Nasibah tersinggung, “Engkau meremehkan aku karena aku perempuan? Apakah perempuan tidak ingin juga masuk surga melalui jihad?”
Nasibah tidak menunggu jawaban dari utusan tersebut. Ia bergegas saja menghadap Rasulullah dengan kuda yang ada. Tiba di sana, Rasulullah mendengarkan semua perkataan Nasibah. Setelah itu, Rasulullah pun berkata dengan senyum. “Nasibah yang dimuliakan Allah. Belum waktunya perempuan mengangkat senjata. Untuk sementra engkau kumpulkan saja obat-obatan dan rawatlah tentara yang luka-luka. Pahalanya sama dengan yang bertempur.”
Mendengar penjelasan Nabi demikian, Nasibah pun segera menenteng tas obat-obatan dan berangkatlah ke tengah pasukan yang sedang bertempur. Dirawatnya mereka yang luka-luka dengan cermat. Pada suatu saat, ketika ia sedang menunduk memberi minum seorang prajurit muda yang luka-luka, tiba-tiba terciprat darah di rambutnya. Ia menegok. Kepala seorang tentara Islam menggelinding terbabat senjata orang kafir.
Timbul kemarahan Nasibah menyaksikan kekejaman ini. Apalagi waktu dilihatnya Nabi terjatuh dari kudanya akibat keningnya terserempet anak panah musuh, Nasibah tidak bisa menahan diri lagi. Ia bangkit dengan gagah berani. Diambilnya pedang prajurit yang rubuh itu. Dinaiki kudanya. Lantas bagai singa betina, ia mengamuk. Musuh banyak yang terbirit-birit menghindarinya. Puluhan jiwa orang kafir pun tumbang. Hingga pada suatu waktu seorang kafir mengendap dari belakang, dan membabat putus lengan kirinya. Ia terjatuh terinjak-injak kuda.
Peperangan terus saja berjalan. Medan pertempuran makin menjauh, sehingga Nasibah teronggok sendirian. Tiba-tiba Ibnu Mas’ud mengendari kudanya, mengawasi kalau-kalau ada korban yang bisa ditolongnya. Sahabat itu, begitu melihat seonggok tubuh bergerak-gerak dengan payah, segera mendekatinya. Dipercikannya air ke muka tubuh itu. Akhirnya Ibnu Mas’ud mengenalinya, “Istri Said-kah engkau?”
Nasibah samar-sama memperhatikan penolongnya. Lalu bertanya, “bagaimana dengan Rasulullah? Selamatkah beliau?”
“Beliau tidak kurang suatu apapun…”
“Engkau Ibnu Mas’ud, bukan? Pinjamkan kuda dan senjatamu kepadaku….”
“Engkau masih luka parah, Nasibah….”
“Engkau mau menghalangi aku membela Rasulullah?”
Terpaksa Ibnu Mas’ud menyerahkan kuda dan senjatanya. Dengan susah payah, Nasibah menaiki kuda itu, lalu menderapkannya menuju ke pertempuran. Banyak musuh yang dijungkirbalikannya. Namun, karena tangannya sudah buntung, akhirnya tak urung juga lehernya terbabat putus. Rubuhlah perempuan itu ke atas pasir. Darahnya membasahi tanah yang dicintainya.
Tiba-tiba langit berubah hitam mendung. Padahal tadinya cerah terang benderang. Pertempuran terhenti sejenak. Rasul kemudian berkata kepada para sahabatnya, “Kalian lihat langit tiba-tiba menghitam bukan? Itu adalah bayangan para malaikat yang beribu-ribu jumlahnya. Mereka berduyun-duyun menyambut kedatangan arwah Nasibah, wanita yang perkasa
Selengkapnya...
EMPAT ISTRI
Konon ada seorang pedagang kaya yang mempunyai 4 orang istri. Dia mencintai istri yang keempat, dan menganugrahinya harta dan kesenangan yang banyak.
Sebab, dialah yang tercantik diantara semua istrinya. Pria ini selalu memberikan yang terbaik buat istri keempatnya ini.
Pedagang kaya itu juga mencintai istrinya yang ketiga. Dia sangat bangga dengan istrinya ini, dan selalu berusaha untuk memperkenalkan wanita ini kepada semua temannya. Namun, ia juga selalu khawatir kalau istrinya ini akan lari dengan pria yang lain.
Begitu juga dengan istri yang kedua. la pun sangat menyukainya. la adalah istri yang sabar dan pengertian. Kapan pun pedagang kaya ini mendapat masalah, dia selalu meminta pertimbangan istrinya ini. Dialah tempat bergantung. Dia selalu menolong dan mendampingi suaminya, melewati masa-masa yang sulit.
Sama halnya dengan istri yang pertama. Dia adalah pasangan yang sangat setia. Dia selalu membawa perbaikan bagi kehidupan keluarga ini. Dialah yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan usaha sang suami. Akan tetapi, sang pedagang, tak begitu mencintainya. Walaupun sang istri pertama ini begitu sayang padanya, namun, pedagang kaya ini tak begitu mempedulikannya. Dia lebih mencintai istri ke empat, ketiganya dan keduanya.
Suatu ketika, si pedagang kaya tersebut jatuh sakit. Tak lama kemudian, ia menyadari, bahwa ia akan segera meninggal. Dia meresapi semua kehidupan indahnya, dan berkata dalam hati. "Saat ini, aku punya 4 orang istri. Namun, saat aku meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan jika aku harus hidup sendiri."
Lalu, ia meminta semua istrinya datang, dan kemudian mulai bertanya pada istri keempatnya. "Kamulah yang paling aku cintai selama ini, Telah kuberikan kamu banyak uang, gaun dan perhiasan yang indah. Nah, sekarang, aku akan mati, maukah kau mendampingiku dan menemaniku?" la terdiam.
"Tentu saja tidak, "jawab istri keempat, dan pergi begitu saja tanpa berkata-kata lagi. Jawaban itu sangat menyakitkan hati. Seakan-akan, ada pisau yang terhunus dan mengiris-iris hatinya.
Pedagang yang sedih itu lalu bertanya pada istri ketiga. "Aku pun mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini, hidupku akan berakhir. Maukah kau ikut denganku, dan menemani akhir hayatku?"
Istrinya menjawab, "Hidup begitu indah di sini. Aku akan menikah lagi jika kamu mati."
Sang pedagang begitu terpukul dengan ucapan ini. Badannya mulai merasa demam.
Lalu, ia bertanya pada istri keduanya. "Aku selalu berpaling padamu setiap kali mendapat masalah. Dan kau selalu mau membantuku. Kini, aku butuh sekali pertolonganmu. Kalau aku mati, maukah kamu ikut dan mendampingiku?"
Sang istri menjawab pelan. "Maafkan aku kanda," ujarnya "Aku tak bisa menolongmu kali ini. Aku hanya bisa mengantarmu hingga ke liang kuburmu saja. Nanti, akan kubuatkan makam yang indah buatmu." Jawaban itu seperti kilat yang menyambar. Sang pedagang kini merasa putus asa.
Tiba-tiba terdengar sebuah suara. "Aku akan tinggal denganmu. Aku akan ikut ke mana pun kau pergi. Aku tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu."
Sang pedagang lalu menoleh ke samping, dan mendapati istri pertamanya disana. Dia tampak begitu kurus. Badannya tampak seperti orang yang kelaparan. Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam, "Kalau saja, aku bisa merawatmu lebih baik saat ku mampu, tak akan kubiarkan kau seperti ini, istriku."
Sahabat, pada hakekatnya sesungguhnya kita punya 4 orang istri (pasangan hidup) dalam kehidupan ini. Dalam cerita di atas,
Istri yang keempat kita, adalah tubuh jasmani kita. Seberapa pun banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk tubuh dan jasmani kita supaya tampak indah dan gagah, semuanya akan hilang. la akan pergi segera kalau kita meninggal. Tak ada keindahan dan kegagahan fisikyangtersisa saat kita menghadap-Nya.
Istri yang ketiga dalam kisah di atas, adalah Jabatan/kedudukan dan kekayaan kita. Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain.Jabatan kita akan digantikan oleh orang lain dan kekayaan kita akan berpindah kepada keluarga kita tanpa sedikitpun kita bawa serta. Mereka akan berpindah, dan melupakan kita yang pernah mendudukinya dan memilikinya.
Sedangkan istri yang kedua, adalah kerabat dan teman-teman kita. Seberapa pun dekat hubungan kita dengan mereka, mereka tidak akan bisa bersama kita selamanya. Hanya sampai kuburlah mereka akan menemani kita
Dan, sahabat, sesungguhnya,
istri pertama kita adalah Qalbu (jiwa) dan amal shaleh kita. Mungkin, kita sering mengabaikan, dan melupakannya demi kekayaan dan kesenangan pribadi. Namun, sebenarnya, hanya jiwa dan amal shaleh kita sajalah yang mampu untuk terus setia dan mendampingi ke mana pun kita melangkah. Bersihkanlahjiwa (qalbu) kita dari segala penyakit2 hati, dan Kayakanlah Jiwa (Qalb) kita dengan mencintai Allah SWT dengan menjalankan semua PerintahNYA dan menjauhi semua laranganNYA. Mencintai apa saja yang la cintai dan membenci apa saja yang Allah SWT juga benci.
Juga demikian halnya dengan amal shaleh kita, marilah kita perbanyak amal shaleh kita dengan menjalankan shalat 5 waktu dan shalat-shalat sunnah seperti Tahajjud, Dhuha dll, memperbanyak sedekah kita, mentadaburi Al Qur-an dan mengajarkannya, memperbanyak puasa sunnah dan juga zikir dan berkumpul dengan orang-orang sholeh dalam majelis Pengajian / Majelis Dzikir. Yang juga penting adalah agar kita senantiasa berbuat baik pada keluarga, tetangga, sahabat dan lingkungan kita, mencintai dan menyantuni fakir miskin dan anak-anak yatim, tidak menyakiti hati orang lain dan lain sebagainya.
Karena hakekatnya hanya jiwa yang bersih (Qalbun salim) dan amal sholeh-lah yang akan dapat menolong kita di akhirat kelak. Jadi, selagi mampu, bersihkanlah selalu dari penyakit-penyakit jiwa kita dan perbanyak amal shaleh kita dengan senantiasa mendekatkan diri kita kepada Allah SWT, menjalankan perintahNya dan sekaligus menjauhi larangan-laranganNya . Jangan sampai kita menyesal kelak dikemudian hari.*
Selengkapnya...
SEKUNTUM DOA UNTUK BUNDA
Suatu Ketika ada seorang laki-laki belia yang bertanya pada Ibunya”Bunda ....Mengapa menangis ?”.Ibunda menjawab .”Sebab aku wanita :"Aku tak mengerti kata Sianaklagi.Ibunya hanya tersenyum dan memeluk erat sambil berkata”Nak,Kamu memang takkan akan mengerti….
Kemudian anak itu bertanya pada Ayahnya “Ayah Mengapa Bunda Menangis tanpa ada sebab yang jelas ?
Sang Ayah menjawab..”Semua wanita menangis tanpa ada alasan”Hanya itu jawaban yang bisa diberikan Ayahnya.Si Anak itu tumbuh dewasa dan tetap ingin tahu jawaban mengapa wanita mudah sekali menangis….
Pada suatu malam ,Ia bermimpi dan bertanya pada Tuhan ‘Ya Tuhan ,mengapa wanita mudah sekali menangis ?Dalam mimpinya Tuhan menjawab “Saat Kuciptakan wanita aku membuatnya sangat utama.Ku Ciptakan bahunya agar mampu menahan seluruh baban dunia dan Isinya ,walaupun juga,bahu itu harus cukup nyaman dan Lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur .kuberikan kekuatan wanita untuk dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari rahimnya walau,Sering kali pula,ia kerap menerima cerca dari Anaknya…
Kuberikan wanita keperkasaan ,yang akan membuatnya akan bertahan ,Pantang menyerah,Saat semua orang sudah putus asa .Kuberikan pada wanita kesabaran untuk merawat keluarganya ,walau letih,walau sakit,walau Lelah tanpa berkeluh kesah…
Kuberikan wanita perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi apapun dan situasi apapun,Walau tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaanya dan melukai hatinya,Perasaan itu Pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap dan sentuhan kasih sayangnya akan memberikan kenyamanan saat didekap lembut olehnya..
Kuberikan pada wanita! kekuatan untuk membimbing suaminya ,melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya.Sebab,Bukankah tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak…
Dan akhirnya kuberikan pada wanita airmata agar dapat mencurahkan perasaanya .Inilah Khusus diberikan kepadanya ,agar dapat digunakan kapanpun ia Inginkan,hnaya inilah kelemahan pada yang dimiliki wanita .Walaupun sebenarnya airmata ini adalah airmata kehidupan….
Sebuah catatan kecil buat Bunda…
Maafkan anakmu yang lebih banyak membuat Bunda menangis daripada Tersenyum…
Aku ingin menjadi menjadi anak Sholeh yang selalu berbakti kepadamu….Berharap bisa menemui saat pulang dari Perantauanku Lebaran nanti …
AKu akan langsung menemui Bunda seraya Berbisik lirih di Telinganya “Bunda Sekuntum Doa untukmu….
Selengkapnya...
Bidadari Pun Cemburu
Pernahkah engkau mendengar sabda Rasulullah SAW dan beliau tidak pernah berdusta : “Aku melihat penduduk neraka saling memakan satu sama lain dan kebanyakan dari mereka adalah wanita”
Allah SWT sesungguhnya telah menyiapkan syurga dan menyediakan istana-istana sebagai tempat tinggalmu, bahkan ada para pelayan dan malaikat untuk menyambut dan melayanimu. Malaikat yang diciptakan dari cahaya dan beribadah sepanjang waktu di tugaskan untuk melayani para penghuni surga. Adapun gambaran syurga itu sendiri tak dapat tergambarkan oleh khayalan kita dengan segala kesempurnaan kebahagiaan dan keceriaan yang terdapat di dalamnya.
Allah SWT kemudian mengutus para RasulNya dan menurunkan Kitab-kitabNya supaya manusia berjalan menuju ke SyurgaNya. Agar manusia beristirahat dari segala kelelahan dan kepenatan yang di rasakannya di dunia. Allah SWt tidak pernah menyuruh kita untuk melaksanakan sesuatu kecuali hal itu bermanfaat bagi kita, dan begitu juga sebaliknya tidak pernah Allah melarang sesuatu kecuali berbahaya bagi kita.
Lalu mengapakah banyak diantara kita yang enggan untuk menempati kediamannya di syurga, Rasulullah SAW bersabda : « Tidaklah salah seorang diantara kalian kecuali dia memiliki dua kedudukan, salah satunya di syurga dan yang lain di neraka. Apabila dia menjadi penghuni neraka maka akan tempatnya disyurga akan di gantikan orang lain ». Lalu mengapa banyak diantara kita yang memilih neraka sebagai akhir hidupnya,dan mayoritas penduduk neraka adalah kaum wanita.
Saudariku…
Lihatlah betapa Allah SWT telah mencurahkan betapa banyak nikmat yang tak pernah terputus. Pandanglah kesempurnaan ciptaan Allah dalam dirimu dan Allah SWt memberimu banyak keistimewaan dari saudaramu.
Namun kemudian dengan nikmat-nikmat Allah itu kau bermaksiat, kau tidak menutup auratmu bahkan memamerkan sebagian lekuk tubuhmu. Kau tak menjaga pandanganmu bahkan terus memandang apa-apa yang di haramkan Allah SWT. Kau tak menjaga mulutmu dari aib orang lain. Kau mendengarkan lagu-lagu picisan yang penuh dengan hawa nafsu.
Tidak takutkah kita akan suatu hari dimana semua itu di pertanyakan…!
Saudariku…
Maka tempat para wanita yang menjadi penghuni neraka tadi digantikan oleh para bidadari yang kecantikannya melebihi kecantikan seluruh wanita yang ada didunia walaupun mereka berkumpul. Wajahnya begitu sempurna tiada cacat, matanya seakan sorot lampu yang tidak redup tetapi tidak juga menyilaukan, seandainya ia turun kebumi maka cahaya matahari dan bulan pun akan terkalahkan. Seandainya ia meludah maka lautan pun akn menjadi tawar rasanya. Seandainya ia tetawa maka hati akan bergetar mendengar renyah tawanya. Allah SWt menciptakannya tanpa kekurangan sedikit pun.
Saudariku…
Tidakkah kau cemburu dengan keadaannya, Said bin Amir RA pernah berkata kepada istrinya saat isrtinya menangis tatkala ia membagikan seluruh harta pemberian Khalifah Umar bin Khattab RA kepada rakyatnya; “kamu tahu di syurga terdapat para bidadari yang apabila salah seorang dari mereka turun ke bumi maka langit dan bumi akan terisi dengan cahayanya, bahkan matahari dan rembulan seakan meredup… maka mengorbankanmu demi mereka lebih baik dari pada mengorbankan mereka demi kamu”
Bagaimana kau tidak cemburu, sedangkan Ummu Salamah istri Rasulullah SAW sendiri begitu cemburu. Ketika suatu saat Rasulullah SAW shalat dengan khusuknya membaca ayat-ayat yang bercerita tentang bidadari, Ummu Salamah tahu bahwa Rasulullah SAW sedang meminta kepada Allah agar dikaruniai bidadari. Maka seusai dari shalatnya Ummu Salamah segera mendekati Rasulullah menayakan tentang makna-makna dalam Al-Quran, sampai Ummu Salamah bertanya apakah makna dari “Kawa’iba atroba” barulah Rasulullah SAW menyadarai kecemburuannya Di akhir percakapannya ia bertanya : Apabila seorang Beriman dan taat kepada Allah SWT, apakah ia mendapatkan hal yang sama seperti para bidadari itu, dengan tanggap Rasulullah SAW menjawab : “Tentu, Bahkan ia mendapatkan lebih dari itu dan dijadikan para bidadari itu pelayan baginya” (au kama Qola bihi Rasululllah SAW ) afwan nih lupa haditsnya , soalnya pernah denger cermah di kaset sekilas aja. .
Saudariku…
Mengapakah kita masih menyia-nyiakan kesempatan yang di berikan Allah SWT. Kedudukan seorang wanita yang shalehah dan taat kepada Allah dan RasulNya juga kepada suaminya selama tidak menyuruh kepada kemungkaran adalah lebih baik daripada para Bidadari yang Allah ciptakan dari pemata. Sungguh jika engkau mau bersabar sedikit saja maka para bidadari itu akan memandangmu cemburu. Bagaimana tidak cemburu sedangkan engkau adalah wanita pilihan Allah SWt yang telah lulus menempuh ujian di dunia?, Bagaimana tidak cemburu jika Allah memberikan padamu surgaNYa yang luasnya seluas langit dan bumi?, Bagaimana tidak cemburu sedang engkau mendapat Ridha Nya?, lalu apalagi yang lebih berharga selain ridha Allah SWt?.
Saudariku…
Mungkin ini adalah nasehat terakhir yang kau terima. Sekarang saatnya kau harus memutuskan sebuah keputusan. Apakah kau mau terus berleha –leha dengan kewajibanmu atau kau akan kembali kepada Nya?, jika kau memutuskan untuk kembali kepangkuan Allah maka ketahuilah Allah akan sangat bahagia menerimamu. Dalam suatu hadisnya Rasulullah SAW menjelaskan : Bisakah engkau menjelaskan kebahagian seorang musafir yang kehilangan untanya di sebuah padang pasir yang gersang, sedang ia tidak membawa perbekalan kecuali apa yang dibawa oleh untanya, kemudian ia tertidur pulas dan disaat terbangun ia menemukan unta dan segala perbekalannya ada di hadapannya. Ia begitu bahagia sehingga berkata ; Ya Allah, Engkau hambaku dan aku tuhan Mu, musafir itu salah ucap karena kegembiraannya. Rasulullah SAW kemudian menjelaskan Allah lebih bahagia daripada musafir itu saat menerima orang – orang yang bertaubat.
Saudariku…
Tempuhlah jalan kembali kepada Nya…
Sungguh seakan aku melihat Allah SWt tersenyum kepadamu, dan pintu – pintu surga Nya terbuka menyambut kehadiranmu yang kelelahan oleh rutinitas duniawi. Sungguh seakan aku melihat para bidadari cemburu namun juga kagum dengan kehadiranmu. Engkaulah wanita yang telah berhasil menempuh ujian Allah di dunia, engkaulah wanita yang mendapat keridhaan dari Nya.
Saudariku…
Dan apabila engkau telah mendapat Hidayah dari Nya maka doakanlah hamba Nya yang faqir ini agar mendapat kekuatan untuk terus istiqamah di Jalan Nya.
Wallahu a’lam bishowab.
Selengkapnya...
Kamis, 10 Februari 2011
Sang Guru
Tergagap aku. Itu kali pertama aku berdiri didepan makammu. Semua doanya kuhafal. Tetap saja aku tergagap. Hanya butir-butir waktu seribu lima ratus tahun yang terangkai-rangkai dalam untaian tali di pelataran kalbu. Sebab serumulah yang membawaku kesini.
Berdirilah, saudaraku! Beri hormat pada lelaki ini. Berdirilah! Ucapkan selawat untuknya. Dialah tuan seluruh anak cucu Adam. Dialah pemimpin semua nabi dan rasul. Dialah yang hadir di penghujung sejarah Parsi dan Romawi, waktu kedua imperium itu mendekati jurang. Dialah yang menyelamatkan umat manusia dari kehancuran.
Dialah sang guru. Coba cari semua sisi kepahlawanan pada semua pahlawan yang pernah mengisi ruang sejarah. Kumpulkan semuanya. Nanti kau temukan semua itu dalam diri sang guru yang terbaring tenang di hadapanku ini : kebaikan yang berserakan pada seluruh pahlawan menyatu ajek dalam dirinya sendiri.
Sendiri pada mulanya ia menyeru. Lalu ada lebih seratur ribu sahabat yang ia tinggalkan saat wafat. Sendiri pada mulanya ia melawan. Lantas ada enam puluh delapan pertempuran yang ia komandani. Tak punya apa-apa ia saat lahir. Lalu ada kekuasaan yang meliputi seluruh jazirah Arab yang ia wariskan saat wafat.
Tapi apa yang lebih agung dari itu adalah seruannya : sampai juga akhirnya cahaya itu kepada kita. Sekarang ada lebih dari satu koma tiga milyar manusia muslim yang menyebur namanya setiap saat. Seperti kakeknya, Ibrahim, yang pernah berdoa : hadirkanlah segenap jiwa mukmun ke rumah-Mu ini ya Allah! Seperti itu juga ia berseru : jumlahmu yang banyak itulah kebanggaanku di hari kiamat.
Cintalah itu sebabnya. Ia mencintai semua manusia. Ia mau melakukan apapun untuk menghadirkan damai, selamat, dan bahagia bagi manusia. Cintalah yang membuatnya mampu menampung segala keluh dalam hatinya. Di hatinya yang lapang kau boleh menumpahkan semua keluh dan harapanmu. Makin lama kau di sisinya, makin dalam cintamu padanya. Waktulah yang membuka tabir keagungannya satu-satu padamu.
Mungkin bukan itu benar yang membuatnya jadi teramat agung. Ada yang lebih agung dari sekadar itu. Dia bukan hanya hebat. Bukan hanya pahlawan. Dia juga melahirkan banyak pahlawan. Dia tidak hanya menjadi sesuatu. Dia juga menjadikan orang lain di sekitarnya sesuatu. Orang lain hanya jadi pahlawan. Orang-orang di sekelilingnya hanya mencatat kepahlawanannya. Mereka tidak jadi apa-apa.
Bangkit di tengah orang-orang buta huruf, berserakan, nomaden, tidaklah mudah meyakinkan mereka menerima cahaya yang ia bawa. Menyatukan mereka apalagi. Menjadikan mereka pemimpin apa lagi. Tapi begitulah kejadiannya : ia merakit kembali kepribadian mereka. Menyatukan mereka. Lalu jadilah para penggembala kambing itu pemimpin-pemimpin dunia. Pada mulanya adalah embun. Laut kemudian akhirnya. Dari embun ke laut : terbentang riwayat kepahlawanan yang agung. Takkan terulang, takkan terulang....
Selengkapnya...
Rabu, 09 Februari 2011
GERAKAN SHALAT BERMANFAAT UNTUK KESEHATAN TUBUH
Shalat ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti, tetapi gerakan-gerakan shalat paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sudut medis, shalat adalah gudang obat dari berbagai jenis penyakit.
Allah, Sang Maha Pencipta, tahu persis apa yang sangat dibutuhkan oleh ciptaanNya, khususnya manusia. Semua perintahNya tidak hanya bernilai ketakwaan, tetapi juga mempunyai manfaat besar bagi tubuh manusia itu sendiri. Misalnya, puasa, perintah Allah di rukun Islam ketiga ini sangat diakui manfaatnya oleh para medis dan ilmuwan dunia barat. Mereka pun serta merta ikut berpuasa untuk kesehatan diri dan pasien mereka.
Begitu pula dengan shalat. Ibadah shalat merupakan ibadah yang paling tepat untuk metabolisme dan tekstur tubuh manusia. Gerakan-gerakan di dalam shalat pun mempunyai manfaat masing-masing. Misalnya:
Takbiratul Ihram
Berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar tlinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Gerakan ini bermanfaat untuk melancarkan aliran darah, getah bening (limfe), dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancer ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancer. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
Ruku’
Ruku’ yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Gerakan ini bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi serta fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi untuk merelaksasikan otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah sarana latihan bagi kemih sehingga gangguan prostate dapat dicegah. I’tidal Bangun dari ruku’, tubuh kembali tegak setelah mengangkat kedua tangan setinggi telinga.
I’tidal
merupakan variasi dari postur setelah ruku’ dan sebelum sujud. Gerakan ini bermanfaat sebagai latihan yang baik bagi organ-organ pencernaan. Pada saat I’tidal dilakukan, organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Tentu memberi efek melancarkan pencernaan.
Sujud
Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Posisi sujud berguna untuk memompa getah bening ke bagian leher dan ketiak. Posis jantung di atas otak menyebabkan daerah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Oleh karena itu, sebaiknya lakukan sujud dengan tuma’ninah, tidak tergesa-gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Posisi seperti ini menghindarkan seseorang dari gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik ruku’ maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
Duduk di antara sujud
Duduk setelah sujud terdiri dari dua macam yaitu iftirosy (tahiyat awal) dan tawarru’ (tahiyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. pada saat iftirosy, tubuh bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan saraf nervus Ischiadius. Posisi ini mampu menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarru’ sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (uretra), kelenjar kelamin pria (prostate) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan benar, posisi seperti ini mampu mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarru’ menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.
Salam
Gerakan memutar kepala ke kanan dank e kiri secara maksimal. Salam bermanfaat untuk bermanfaat untuk merelaksasikan otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala sehingga mencegah sakit kepala serta menjaga kekencangan kulit wajah.
Gerakan sujud tergolong unik. Sujud memiliki falsafah bahwa manusia meneundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang di dalami Prof. Soleh, gerakan ini mengantarkan manusia pada derajat setinggi-tingginya.
Mengapa?
Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tuma’ninah dan kontinu dapat memicu peningkatan kecerdasan seseorang.
Setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal. Darah tidk akan memasuki urat saraf di dalam otak melainkan ketika seseorang sujud dalam shalat. Urat saraf tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini berarti, darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikuti waktu shalat, sebagaimana yang telah diwajibkan dalam Islam.
Riset di atas telah mendapat pengakuan dari Harvard University, Amerika Serikat. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan diri masuk Islam setelah diamdiam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud. Di samping itu, gerakan-gerakan dalam shalat sekilas mirip gerakan yoga ataupun peregangan (stretching). Intinya, berguna untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan shalat dibandingkan gerakan lainnya adalah di dalam shalat kita lebih banyak menggerakkan anggota tubuh, termasuk jari-jari kaki dan tangan.
Sujud adalah latihan kekuatan otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.
Masih dalam posisi sujud, manfaat lain yang bisa dinikmati kaum hawa adalah otot-otot perut (rectus abdominis dan obliqus abdominis externus) berkontraksi penuh saat pinggul serta pinggang terangkat melampaui kepala dan dada. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lebih lama yang membantu dalam proses persalinan. Karena di dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami, otot ini justru menjadi elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan dan mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).
Setelah melakukan sujud, kita melakukan gerakan duduk. Dalam shalat terdapat dua jenis duduk: iftirosy (tahiyat awal) dan tawaru’ (tahiyat akhir). Hal terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, di daerah ini terdapat tiga liang yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih. Saat tawarru’, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.
Pada dasarnya, seluruh gerakan shalat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung dengan lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar.
Menuru penelitian Prof. Dr. Muhammad Soleh dalam desertasinya yang berjudul “Pengaruh Shalat Tahajud terhadap Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Neuroimunologi” dengan desertasi itu, Soleh berhasil meraih gelar doctor dalam bidang ilmu kedokteran pada program pasca sarjana Universitas Surabaya yang dipertahankannya beberapa waktu lalu.
Shalat tahajud ternyata bukan hanya sekedar shalat tambahan (sunah muakkad), tetapi jika dilakukan secara rutin dan ikhlas akan bisa mengatasi penyakit kanker. Secara medis, shalat tahajud mampu menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imunologi) khususnya pada imunoglobin M, G, A, dan limfositnya yang berupa persepsi serta motivasi positif. Selain itu, juga dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi.
Selama ini, ulama melihat ikhlas hanya sebagai persoalan mental psikis. Namun, sebetulnya permasalahan ini dapat dibuktikan dengan teknologi kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol dengan parameter kondisi tubuh. Pada kondisi normal, jumlah kortisol pada pagi hari normalnya antra 38-690 nmol/liter. Sedangkan pada malam hari atau setelah pukul 24.00, jumlah ini meningkat menjadi 69-345 nmol/liter. “Kalau jumlah hormone kortisolnya normal, dapat diindikasikan bahwa orang tersebut tidak ikhlas karena merasa tertekan. Demikian juga sebaliknya,” ujarnya seraya menegaskan temuannya ini membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama Islam semata-mata dogma atau doktrin.
Menurut Dr. Soleh, orang stress biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan infeksi. Dengan melakukan tahajud secara rutin dan disertai perasaan ihklas serta tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respon imun yang baik serta besar kemungkinan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker. Berdasarkan perhitungan medis, shalat tahajud yang demikian menyebabkan seseorang memiliki ketahanan tubuh yang baik.
Selengkapnya...
WAHAI WANITA CANTIK
Wahai wanita cantik,
Engkau yang diciptakan dengan sangat sempurna oleh Rabbmu..
Indah dengan segala kelebihanmu yang ada...
Wahai wanita cantik,
Sering kali aku melihatmu berjalan dengan baju yang sangat sederhana,
Bahan yang sederhana, dan ukuran yang sangat sangat sederhana,
Hingga bagian auratmu yang harusnya tak tampak menjadi tampak..
Wahai wanita cantik,
Cukup sering aku melihat engkau jalan di depan para lelaki denga pakaian sexy-mu,
Dan para lelaki itu menatapmu dengan sangat lekat dari ujung kakimu sampai ujung rambutmu,
Mengikuti langkahmu hingga hilang dari pandangan mereka, pandangan yg menjijikkan...
Wahai wanita cantik,
Suaramu sungguh merdu,
Mendayu-dayu layaknya putri duyung yang sedang bernyanyi,
Bening sebening sumber mata air yang mengalir...
Wahai wanita cantik...Ketahuilah... engkau begitu berharga... terlalu berharga...
Engkau bagai intan berlian yang terpajang pada sebuah kotak kaca indah berkunci dan terbungkus rapi..
Engkau bukan emas campuran murahan yang terpajang di etalase depan toko dan dengan seenaknya sang pembeli dapat merabamu, memegang tubuhmu dan memakaimu hanya untuk mencoba, lalu sang pembeli pergi, tak jadi membelimu dan mengembalikanmu di tempat yang sama!!
Bukan, engakau bukan itu wahai wanita cantik!!
Engkau intan berlian yang terpajang dalam kotak kaca indah berkunci dan terbungkus rapi.. orang yang menginginkanmu tidak berhak merabamu, memegangmu tubuhmu bahkan mencoba memakainya!
Tidak, mereka terlalu kotor untuk itu... mereka harus terlebih dahulu membelimu dengan harga yang sangat mahal, setelah itu mereka akan dapat memilikimu sepenuhnya.. Engkau yang utuh, yang belum pernah di 'coba' orang lain sebelumnya...
Wahai wanita cantik...
Engkau sungguh indah...
Bagai bunga mawar yang ketika orang ingin mengambilnya, terlebih dahulu mereka harus merasakan duri pertahanan diri yang kau punya,
Bagai bunga edelweis yang ketika menginginkanmu, terlebih dahulu mereka harus mendaki gunung ke arah ketinggian, menantang keberanian dan cuaca yang tak bersahabat,
Engkau bukan bunga bangkai, yang terlihat begitu indah dari kejauhan dengan warna yang menyala yang membuat para serangga tertarik dengan warna indahmu, namun ketika didekati, kau busuk.. ahh...baumu saja sudah membuat orang mual, apalagi memilikimu, merekapun enggan...
Wahai wanita cantik...
Jagalah amanah keindahan yang ada pada dirimu..
Berjalan saja kau terlihat menawan, belum lagi pembawaanmu yang sangat anggun, apalagi jika kau bersuara merayu, dan menampakkan apa yang tak seharusnya tampak..
Ahh..jagalah itu semua saudariku,
Tutuplah auratmu...agar tak ada yang berkeinginan lain terhadapmu... lelaki jalanan itu tak pantas menikmati tubuhmu dengan memandangimu dengan pandangan menjijikkan itu! mereka terlalu kotor untukmu!
Jagalah kehormatanmu saudariku... lelaki manapun yang belum halal bagimu tak pantas menyentuh tubuh dan kehormatanmu, pun atas nama cinta... sungguh, cinta dan nafsu itu berbeda..
Apakah kau khawatir tidak ada yang menyayangimu dan menjagamu atas nama cinta?
Apakah kau takut tidak akan ada yang menggombal dan merayumu atas nama cinta?
Wahai saudariku, bukan lelaki yang menginginkan tubuhmu yang sesungguhnya mencintaimu..
Lihatlah.. aku disini... aku sangat sedih melihat keadaanmu sekarang... aku sedih melihat para lelaki itu menzalimimu.. diri ini serasa tercabi-cabik...
Lihatlah di sekitarmu... tak hanya aku yang menginginkan ini semua yang terbaik untukmu.. lihatlah saudara-saudara semuslim mu...
Lihatlah kami.. sungguh engkau membuat air mata kami mengalir dan mencopot kantuk dari mata-mata kami... kami disini sedang memikirkan dan berbuat sesuatu untukmu.. agar tak pernah lagi engkau dizalimi siapapun...
Lihatlah kedua orang tuamu... hh,,apakah mereka menginginkanmu menjadi seperti ini? Sungguh engkau bakai mutiara bagi keluargamu... mutiara yang mereka jaga sejak kecilmu sampai engkau beranjak dewasa... apakah dengan ini engkau membalasnya?
Jika kau masih kurang dengan ini, maka lihatlah Allah Tuhanmu, Yang Menciptakanmu, Yang tiada henti-hentinya memberi nikmat padamu padahal tak jarang kau lupa denganNya... Ia masih memberimu nikmat udara, nikmat hidup, nikmat fisik dari tubuhmu yang indah itu.. Bayangkan, jika Ia tidak menyangimu, knapa Ia tak cabut saja nikmat wajahmu yang cantik dan tubuhmu yang indah?? Tapi tidak... meskipun engkau sering kali melupakanNya, nimkatNya tetap terus mengalir...
Wahai saudariku...
Biarlah hanya satu lelaki paling beruntung yang dapat menikmati dirimu seutuhnya, yakni suamimu kelak... ketika ikatan antara kalian halal dan berbuah ridhoNya... ketika suara mendayumu bukan lagi dosa tapi pahala... hanya dia yang pantas, saudariku...
Wahai saudariku,
Sungguh tidak ada alasan lain yang membuat aku melakukan ini selain cintaku yang begitu tinggi kepadamu...
Cintaku yang membuncah yang membuat aku memikirkanmu hingga kata-kata ini kugoreskan...
Cintaku yang menangis ketika melihat keadaanmu yang terzalimi oleh mode dan perbudakan hawa nafsu...
Cintaku yang akan tersenyum jika engkau berniat kembali ke jalanNya... Mari berjalam bersamaku, saudariku... temani aku dalam perjalanan indah yang tak singkat ini, menuju kepadaNya...
Selengkapnya...
Rasa itu telah hilang, Kawan…!!!
Kawan…lihatlah sekeliling kita, rasai, maknai dan resapi semuanya. Apakah engkau merasakannya, bahwa rasa itu telah hilang, kawan?? Bila kau merasakannya katakan kawan, apakah rasa yang hilang itu?? Katakan kepada saya apakah rasa itu harus pergi berlalu?? Dari jiwa-jiwa yang senantiasa menyembah yang MAHA SATU?? Haruskah??
Atau kalian tak merasakannya?? Rasa yang hilang itu sama sekali tak dapat kalian raba, resapi dan maknai?? Bila itu yang engkau rasakan, berarti hatimu itu telah MATI…!!!! Kawan…marilah kita cari rasa yang hilang. Hilang dari hati-hati kita yang tertutupi oleh ego diri yang menjangkiti. Oleh kesombongan diri yang selalu menyelimuti dinding hati, sehingga kita tak dapat meresapi rasa yang hilang yang sungguh berarti untuk kita sebagai insan yang mengharap ridho ILLAHI.
Hmm…jika memang belum engkau temui, izinkan saya untuk mencoba mengingatkan kembali. Sekedar berbagi untuk bekal di kemudian hari. Kawan…rasa yang hilang itu adalah EMPATI… !! entah kemana ia pergi, bersama seonggok duri dalam diri yang terkemas dalam emosi ingin menguasai, memiliki, dan mengkufuri… astaghfirulloh…semoga dijauhkan dari sifat ini…
Yaa…jika kita mau mencermati sekeliling kita, maka kita akan merasa bahwa rasa empati telah terkikis dari dalam diri. Sebagai contoh kecil yang sering saya temui, dalam suatu hari, di sebuah angkutan kota, saat itu ada seorang wanita muda yang tengah hamil tua, yang memang butuh untuk duduk dengan keadaannya, tapi apakah kalian tahu kawan?? Tak ada satu pun orang yang memberinya tempat untuk meringankan bebannya.
Atau suatu hari, saat ada bapak-bapak yang tua renta naik dalam kereta, dengan tubuh yang sudah tak sangguh lagi ditopangnya, apakah ada diantara penumpang lainnya yang mempersilahkan duduk untuknya?? Tidak..!!! tidak ada kawan…!! Miris memang, meski saat itu masih ada orang-orang dewasa, pemuda atau pemudi yang duduk dengan asyiknya, menikmati perjalanan sambil mendengarkan music kesukaannya, atau sibuk dengan beronlen ria, tak sedikitpun terketuk hatinya. Atau mungkin saat seperti itu pernah kita alami juga, dan kita menjadi bagian diantara… jika memang begitu sudah sepatutnya kita berkaca diri, dan memperbaiki rasa empati yang kita miliki.
Berempati itu tak harus selalu dengan materi, tetapi berempati juga dapat kita lakukan dengan hal-hal kecil yang mungkin sepele dan tak berarti. Menyingkirkan tumbangan pohon yang menghalangi, menyingkirkan duri, memberikan tempat duduk untuk mereka yang memang tak sanggup bertahan lama berdiri atau memberi tumpangan payung saat musim hujan ini…saya rasa kalian tentu jauh lebih mengerti, dari diri saya yang lemah ini. Saya sekedar mengingatkan kembali untuk diri sendiri dan kawan semua disini,,, semoga ada pelajaran yang dapat kita ambil untuk hari ini……
Wallohu’alam bish showabBismillaah…
Kawan…lihatlah sekeliling kita, rasai, maknai dan resapi semuanya. Apakah engkau merasakannya, bahwa rasa itu telah hilang, kawan?? Bila kau merasakannya katakan kawan, apakah rasa yang hilang itu?? Katakan kepada saya apakah rasa itu harus pergi berlalu?? Dari jiwa-jiwa yang senantiasa menyembah yang MAHA SATU?? Haruskah??
Atau kalian tak merasakannya?? Rasa yang hilang itu sama sekali tak dapat kalian raba, resapi dan maknai?? Bila itu yang engkau rasakan, berarti hatimu itu telah MATI…!!!! Kawan…marilah kita cari rasa yang hilang. Hilang dari hati-hati kita yang tertutupi oleh ego diri yang menjangkiti. Oleh kesombongan diri yang selalu menyelimuti dinding hati, sehingga kita tak dapat meresapi rasa yang hilang yang sungguh berarti untuk kita sebagai insan yang mengharap ridho ILLAHI.
Hmm…jika memang belum engkau temui, izinkan saya untuk mencoba mengingatkan kembali. Sekedar berbagi untuk bekal di kemudian hari. Kawan…rasa yang hilang itu adalah EMPATI… !! entah kemana ia pergi, bersama seonggok duri dalam diri yang terkemas dalam emosi ingin menguasai, memiliki, dan mengkufuri… astaghfirulloh…semoga dijauhkan dari sifat ini…
Yaa…jika kita mau mencermati sekeliling kita, maka kita akan merasa bahwa rasa empati telah terkikis dari dalam diri. Sebagai contoh kecil yang sering saya temui, dalam suatu hari, di sebuah angkutan kota, saat itu ada seorang wanita muda yang tengah hamil tua, yang memang butuh untuk duduk dengan keadaannya, tapi apakah kalian tahu kawan?? Tak ada satu pun orang yang memberinya tempat untuk meringankan bebannya.
Atau suatu hari, saat ada bapak-bapak yang tua renta naik dalam kereta, dengan tubuh yang sudah tak sangguh lagi ditopangnya, apakah ada diantara penumpang lainnya yang mempersilahkan duduk untuknya?? Tidak..!!! tidak ada kawan…!! Miris memang, meski saat itu masih ada orang-orang dewasa, pemuda atau pemudi yang duduk dengan asyiknya, menikmati perjalanan sambil mendengarkan music kesukaannya, atau sibuk dengan beronlen ria, tak sedikitpun terketuk hatinya. Atau mungkin saat seperti itu pernah kita alami juga, dan kita menjadi bagian diantara… jika memang begitu sudah sepatutnya kita berkaca diri, dan memperbaiki rasa empati yang kita miliki.
Berempati itu tak harus selalu dengan materi, tetapi berempati juga dapat kita lakukan dengan hal-hal kecil yang mungkin sepele dan tak berarti. Menyingkirkan tumbangan pohon yang menghalangi, menyingkirkan duri, memberikan tempat duduk untuk mereka yang memang tak sanggup bertahan lama berdiri atau memberi tumpangan payung saat musim hujan ini…saya rasa kalian tentu jauh lebih mengerti, dari diri saya yang lemah ini. Saya sekedar mengingatkan kembali untuk diri sendiri dan kawan semua disini,,, semoga ada pelajaran yang dapat kita ambil untuk hari ini……
Wallohu’alam bish showab
Semoga bermanfaat kawan...!!!
Selengkapnya...
Tantangan Buat Kamu Ikhwan Dan Akhwat....!!!!!
buat yg ngaku ikhwan
Assalamualaikum yaa akhi, kamu gak seperti kebanyakan laki-laki, biasanya laki-laki suka menggoda dan mendekatiku, kenapa kamu tidak? Apa kamu homo? Ah, masa sih kamu makhluk yang lain dari cowok yang saya kenal selama ini? Kamu pasti juga cowok seperti mereka yang suka dengan cewek dan pastinya suka dengan keindahan kami.
Akhi, itu panggilan buat kamu dan teman-temanmu yah? Walaupun lucu kan kalo dipanggil jadinya Aki, hihi.. aki-aki yah? Walaupun penampilanmu begitu standart tetapi ada yang berbeda deh dengan diri kalian, entah apa itu, kenapa kalian bisa dibilang sebagai cowok idaman sebagai suami mungkin pacar juga bisa.
Ah begitu susahnya mendekatimu, kenapa kau tidak suka melihatku? Apakah tubuhku kurang bagus? Atau wajahku ga bersih?lihat dong ke matsaya! Uh, mungkin kamu lebih tertarik seperti para akhwat itu ya? Apasih bagusnya? Pake jubah gede, siapa tau kulitnya ga semulus saya dan mungkin bodynya ga sebagus saya.
Tapi demi rasa penasaranku padamu, saya akan seperti akhwat walaupun rasanya pasti panas banget pake baju dan kerudung seguede itu. Saya juga ikut mengaji kok, yah walaupun hanya mendengarkan sambil chatting dengan hapeku dibelakang, paling enggak dengerin mp3 or radio, kan ga ketahuan kalo pake headset.
Akhirnya kamu mau juga berbicara denganku, walaupun awalnya hanya dibalik kain pembatas ini, dan akhirnya saya juga bisa berbicara walaupun kita saling memunggungi, tapi sadarga akh? Kitakan hanya ngobrol berdua? Walaupun saling memunggungi kita hanya berdua saling berbicara.
Kamu begitu tau kalau kaum wanita itu “lemah” maka kumanfaatkan kelemahanku untuk menarik perhatianmu, saya minta nasihat dengamu, saling mengingatkan sholat tahajud yach walaupun saya males sholat. Saya kadang ga ngerti apa yang kamu bicarakan tapi biarlah yang penting kamu selalu kasih semangat ke saya.
Wah ternyata, walaupun saya tidak bisa memamerkan keindahan tubuhku, saya tahu bagaimana menarik perhatian matamu, setiap ada acara bersama maka saya akan menggunakan baju yang sangat cerah seperti merah, pink dan yang pastinya ga warna gelap deh, pasti kamu menyukainya, karena kalo kamu ga suka berarti kamu ga normal.
Di internet, gimana yah, mungkin saya akan pajang muksaya ku jamin kamu akan membayangkan diriku disaat senggang, walaupun saya hanya memperlihatkan matsaya saya tahu kalau cowok itu pengkhayal tingkat tinggi, kamu pasti bisa membayangkan bagaimana diriku.
Kita sering chatting, saya selalu bertanya tentang pribadimu dan pastinya kamupun akan bertanya tentang diriku, tentang masalah kita, bahkan kamupun tidak akan menolak bila kita chatting dengan webcam. Kita sudah saling teleponan, smsan yang padahal ga ada sangkut pautnya dengan yang kamu bilang dakwah.
Sekarang saya menunggu khitbahmu, atau sayapun berani mengajakmu ta’arufan. Dengan begitu kamu mau mengantarkanku pergi jauh keluar kota, saling mengingatkan padahal teman sepengajianmupun tidak kamu peringatkan. Sempurnalah kamu menjadi milikku, dan saya yakin dipikiranmu hanya ada saya, saya dan saya.
Walaupun saya ga pernah pacaran seperti ini tapi tak apalah ternyata kamu tetaplah seorang pria yang normal, hanya mungkin sudut pandangmu sajalah yang berbeda kamu tetaplah mudah tertarik dengan apa yang kamu lihat, dan saya sudah berhasil berpacaran dengamu walaupun dengan bentuk lain yang berbeda, hihi… dasar cowok!
[hasil copas by mujahidcool. .]
Sumber diambil: ROHIS, bukanlah SARANG TERORIS, melainkan BENTENG AKHLAQ Pelajar Muslim !!
buat yg ngaku akhwat
SALAM DARI Ikhwan (maaf)Genit!!!
Bagikan
Hari ini jam 15:58
Hai cewek, ups! Oh Assalamu’alaikum ukh, salam ukhuwah! Haha saya hanya niru apa yang biasa ikhwan yang ucapkan kepada ukhti, hmm untuk nyebutnya kadang saya ga bener maklumlah bahasa Arab saya kan ga pernah belajar, baca Iqro aja plentat-plentot, tapi yang penting keliatan kalo saya ikhwan deh.
Kenapa kalian bisa begitu mempesona dibalik pakaian besar kalian? Saya ga pernah bisa ngerti itu, padahal enakan kalo saya liat cewek baju ketat with short pant uhuuuyyy … apalagi bodi dan mukanya lumayan, yah paling enggak bisa dibanggain kalo diajak jalan. Tapi melihat kalian dengan pakaian besar kalian membuat saya tertarik
Sangat tertarik, apakah dibalik itu semua tubuhmu kudisan? Haha… saya rasa enggak, muka kalian begitu bersih dan kalian sepertinya ga mudah untuk ditaklukkan, dan bener juga kalian begitu susah ditaklukkan. Kenapa bisa sih?Gak mungkin gara-gara jubah guede yang kalian pake kan?
Kau tau, untuk mendapatkan wanita kebanyakan diluar sana begitu mudahnya, saya ajak makan bareng udah bisa cium pipi, saya ajak nonton minimal dapet kissing kalo udah beli coklat dan bunga berarti saya boleh petting dan haha.. ga perlu diceritakan kelanjutannya, yang pasti kalo udah bosen tinggal selingkuh aja, ketahuan juga bodo, tinggal cari lagi.
Hei manis, tahukah sealim apapun kalian , saya udah tau kelemahan wanita, karena kalo saya ga tau kelemahan kalian begitu susah mendekati kalian. Hmm… kenapa saya ajak kenalan langsung lu nolak? Minta nomor telepon apalagi? Hadoh susah juga nih, walaupun saya dapet nomor telepon lu, lu juga ga mau bales ataupun angkat telepon saya.
Tapi saya tau, seperti yang kalian bilang dimana ada niat pasti Allah kasih jalan, dan saya udah niat harus bisa menaklukkan kalian . Dan aha! Ternyata begini cara menaklukkan kalian, ternyata kalian disebut akhwat dan yang cowoknya disebut ikhwan, walaupun lidah saya ga biasa ngucapinnya.
Mulailah saya menelusuri apa itu ikhwan?. Hmm… orang yang kerjaannya ngaji, pake celana ngatung, yah kalo punya jenggot tipis juga gapapa, hoho.. itu mudah saya lakukan, lalu apalagi?hmm… cara ngomongnya lain, kalo ngobrol ama lawan jenis nunduk (apa cari duit jatoh?), entahlah yang penting saya ikut dulu
Dalam waktu dua minggu berubahlah saya seperti ikhwan, plus facebook dan blog saya terlihat islami, dan mulailah saya mencoba mendekati kalian. Ingatkah pertama kali kita kenalan? Saya ucapkan hadist sebagai ukhuwah kita, dengan manis saya bilang “Salam ukhuwah yaa ukhti” , dan kau balas gitu juga.(Akhina Ifa: Ehmm)
Mulailah jerat itu saya pasang, kau berani kasih nomor telepon ke saya, dengan itu saya bisa sms kau dini hari untuk sholat tahajud, (Akhina Ifa: Masya Allah. Parah!) padahal saya ga sholat dan kebetulan ada petandingan sepakbola haha… sambil nyelam nyari ikan, kan saya kucing air! Hmm… memang susah juga menaklukkan kau, saya harus berkorban banyak nih.
Mulailah saya menelpon buat berdiskusi dan tukar pikiran , tentu aja saya juga stanby di internet biar saya bisa cari jawabannya di internet. Oh saya baru tahu ada namanya kegiatan keagamaan dikampus, ya udah saya juga ikut deh dan duduk deket tirai pembatas, siapa tau kebetulan kau bisa liat saya ada .
Pulang ngaji saya coba ajak pulang bareng naik motor , dengan alesan udah malem gag baek kalo pulang sendiri, haha… kau mau, Yes ! Haha.. ternyata ga terlalu sulit untuk dekat dengan kau, hanya cukup memasang topeng yang kau suka dan kau akan luluh, tinggal saya serang kelemahan setiap wanita yaitu kupingnya.
Walaupun banyak kata-kata yang ga ngerti, tapi saya yakin ini bentuk rayuan maut buat kau, hehe… emang aneh sih sms padahal gag ada kata-kata yang ngerayu misal INU IMU ILU atau sebagainya tapi Cuma kutipan hadist ama Qur’an plus kata-kata bijak dan penyemangat, tapi kenapa bisa bikin kalian luluh? Dasar wanita!
Tahukah kau, saat kau memakai kaus kaki yang terlalu pendek atau bahkan ga sama sekali, terlihatlah betis mu yang indah itu disaat mengendarai motor dan berhenti, padahal saya sering lihat betis bahkan paha wanita tapi kenapa lihat yang ini berbeda? Mungkin gara-gara kau umpetin terus.
Saat kau memakai tas ransel , tanpa kau sadari talinya membuat bentuk tubuhmu terlihat, serrrr….slerp hajar bleh! Apalagi kalau ga pake gamis sadar atau enggak bagian pinggang dan pinggul itu ketat karena roknya…hmmm, Yummy! Kata Chio “kapan lagi liat barang mahal di obral” mantap deh hahaha…ga ngeh kan?
Ga itu aja kok, kalo saya liat lu pake baju yang gelap terus pasti saya tegor “Ukh, kok gelap terus? Kan ga cerah, memang lagi berkabung ya?” dan mulailah dengan instingmu yang pandai berdandan kau akan menggunakan warna cerah agar dilihat oleh saya, haha… lumayan pemandangan bagus buat orang lain bisa saya nikmatin.
Apalagi kalau kalian udah berani pajang muka di internet hahahai… biasanya lebih mudah dibujuk tuh hehehe, tapi gag seru dengan yang itu, saya mau incer yang bener-bener tertutup , pasti lebih tertantang, kapan lagi sih saya bisa menaklukan cewek eh akhwat kek gitu? Suatu prestasi tersendiri dan naikin derajat sayalah .
Sial, kenapa ga ada pacaran islami , pacarannya di masjid gitu kalo gag pacaran lagi demo di jalanan, tapi saya ga nyerah kok, kenapa saya ga coba ta’aruf aja dulu, yah khitbah juga jadi deh, dengan alasan ntar aja saya nikahin kalo udah lulus kuliah dan udah dapet kerja mapan plus kendaraan dan rumah sendiri.
Biarin lama, yang penting saya kek janji dulu , dengan gitu saya bisa tuker biodata, bisa smsan, teleponan, bahkan chatting pake webcam malem-malem haha… ternyata kau tetap wanita yang mempunyai hati yang lemah, sehingga mudah luluh dengan apapun, ahh… untung –untung saya bisa melakukan lebih dengan ini, dan saya yakin bisa!
Saya tau setebal apapun iman kau, hati kau tetap lemah, dan mudah luluh dan saya akan terus mengintai dari situ, mencari celah untuk masuk dan menaikkan pasaran saya sebagai orang yang pernah pacarin wanita yang terkenal alim, hahaha… siapin dirimu!
Selengkapnya...
KENDARAAN KE AKHIRAT
Kuhentikan mobil tepat di ujung kandang tempat berjualan hewan Qurban. Saat pintu mobil kubuka, bau tak sedap memenuhi rongga hidungku, dengan spontan aku menutupnya dengan saputangan.
Suasana di tempat itu sangat ramai, dari para penjual yang hanya bersarung hingga ibu-ibu berkerudung Majelis Taklim, tidak terkecuali anak-anak yang ikut menemani orang tuanya melihat hewan yang akan di-Qurban-kan pada Idul Adha nanti, sebuah pembelajaran yang cukup baik bagi anak-anak sejak dini tentang pengorbanan NabiAllah Ibrahim & Nabi Ismail.
Aku masuk dalam kerumunan orang-orang yang sedang bertransaksi memilih hewan yang akan di sembelih saat Qurban nanti. Mataku tertuju pada seekor kambing coklat bertanduk panjang, ukuran badannya besar melebihi kambing-kambing di sekitarnya.
" Berapa harga kambing yang itu pak ?" ujarku menunjuk kambing coklat tersebut.
" Yang coklat itu yang terbesar pak. Kambing Mega Super dua juta rupiah tidak kurang" kata si pedagang berpromosi matanya berkeliling sambil tetap melayani calon pembeli lainnya.
" Tidak bisa turun pak?" kataku mencoba bernegosiasi.
" Tidak kurang tidak lebih, sekarang harga-harga serba mahal" si pedagang bertahan.
" Satu juta lima ratus ribu ya?" aku melakukan penawaran pertama
" Maaf pak, masih jauh." ujarnya cuek.
Aku menimbang-nimbang, apakah akan terus melakukan penawaran terendah berharap si pedagang berubah pendirian dengan menurunkan harganya.
" Oke pak bagaimana kalau satu juta tujuh ratus lima puluh ribu?" kataku
" Masih belum nutup pak " ujarnya tetap cuek
" Yang sedang mahal kan harga minyak pak. Kenapa kambing ikut naik?" ujarku berdalih mencoba melakukan penawaran termurah.
" Yah bapak, meskipun kambing gak minum minyak. Tapi dia gak bisa datang ke sini sendiri. Tetap saja harus di angkut mobil pak, dan mobil bahan bakarnya bukan rumput" kata si pedagang meledek.
Dalam hati aku berkata, alot juga pedagang satu ini. Tidak menawarkan harga selain yang sudah di kemukakannya di awal tadi. Pandangan aku alihkan ke kambing lainnya yang lebih kecil dari si coklat. Lumayan bila ada perbedaan harga lima ratus ribu.
Kebetulan dari tempat penjual kambing ini, aku berencana ke toko ban mobil. Mengganti ban belakang yang sudah mulai terlihat halus tusirannya. Kelebihan tersebut bisa untuk menambah budget ban yang harganya kini selangit.
" Kalau yang belang hitam putih itu berapa bang?" kataku kemudian
" Nah yang itu Super biasa. Satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah" katanya
Belum sempat aku menawar, di sebelahku berdiri seorang kakek menanyakan harga kambing coklat Mega Super tadi. Meskipun pakaian "korpri" yang ia kenakan lusuh, tetapi wajahnya masih terlihat segar.
" Gagah banget kambing itu. Berapa harganya mas?" katanya kagum
" Dua juta tidak kurang tidak lebih kek." kata si pedagang setengah malas menjawab setelah melihat penampilan si kakek.
" Weleh larang men regane (mahal benar harganya) ?" kata si kakek dalam bahasa Purwokertoan " bisa di tawar-kan ya mas ?" lanjutnya mencoba negosiasi juga.
" Cari kambing yang lain aja kek. " si pedagang terlihat semakin malas meladeni.
" Ora usah (tidak) mas. Aku arep sing apik lan gagah Qurban taun iki (Aku mau yang terbaik dan gagah untuk Qurban tahun ini) Duit-e (uangnya) cukup kanggo (untuk) mbayar koq mas." katanya tetap bersemangat seraya mengeluarkan bungkusan dari saku celananya. Bungkusan dari kain perca yang juga sudah lusuh itu di bukanya, enam belas lembar uang seratus ribuan dan sembilan lembar uang lima puluh ribuan dikeluarkan dari dalamnya. " Iki (ini) dua juta rupiah mas. Weduse (kambingnya) dianter ke rumah ya mas?" lanjutnya mantap tetapi tetap bersahaja.
Si pedagang kambing kaget, tidak terkecuali aku yang memperhatikannya sejak tadi. Dengan wajah masih ragu tidak percaya si pedagang menerima uang yang disodorkan si kakek, kemudian di hitungnya perlahan lembar demi lembar uang itu.
" Kek, ini ada lebih lima puluh ribu rupiah" si pedagang mengeluarkan selembar lima puluh ribuan
" Ora ono ongkos kirime tho...?" (Enggak ada ongkos kirimnya ya?) si kakek seakan tahu uang yang diberikannya berlebih
" Dua juta sudah termasuk ongkos kirim" si pedagang yg cukup jujur memberikan lima puluh ribu ke kakek " mau di antar ke mana mbah?" (tiba-tiba panggilan kakek berubah menjadi mbah)
" Alhamdulillah, lewih (lebih) lima puluh ribu iso di tabung neh (bisa ditabung lagi)" kata si kakek sambil menerimanya " tulung anterke ning deso cedak kono yo (tolong antar ke desa dekat itu ya), sak sampene ning mburine (sesampainya di belakang) Masjid Baiturrohman, takon ae umahe (tanya saja rumahnya) mbah Sutrimo pensiunan pegawe Pemda Pasir Mukti, InsyaAllah bocah-bocah podo ngerti (InsyaAllah anak-anak sudah tahu)."
Setelah selesai bertransaksi dan membayar apa yang telah di sepakatinya, si kakek berjalan ke arah sebuah sepeda tua yang di sandarkan pada sebatang pohon pisang, tidak jauh dari X-Trail milikku. Perlahan di angkat dari sandaran, kemudian dengan sigap di kayuhnya tetap dengan semangat.
Entah perasaan apa lagi yang dapat kurasakan saat itu, semuanya berbalik ke arah berlawanan dalam pandanganku. Kakek tua pensiunan pegawai Pemda yang hanya berkendara sepeda engkol, sanggup membeli hewan Qurban yang terbaik untuk dirinya. Aku tidak tahu persis berapa uang pensiunan PNS yang diterima setiap bulan oleh si kakek.
Yang aku tahu, di sekitar masjid Baiturrohman tidak ada rumah yang berdiri dengan mewah, rata-rata penduduk sekitar desa Pasir Mukti hanya petani dan para pensiunan pegawai rendahan. Yang pasti secara materi, sangatlah jauh di banding penghasilanku sebagai Manajer perusahaan swasta asing. Yang sanggup membeli rumah di kawasan cukup bergengsi Yang sanggup membeli kendaraan roda empat yang harga ban-nya saja cukup membeli seekor kambing Mega Super Yang sanggup mempunyai hobby berkendara moge (motor gede) dan memilikinya Yang sanggup membeli hewan Qurban dua ekor sapi sekaligus TAPI APA YANG AKU PIKIRKAN? AKU HANYA HENDAK MEMBELI HEWAN QURBAN YANG JAUH DI BAWAH KEMAMPUANKU YANG HARGANYA TIDAK LEBIH DARI SERVICE RUTIN MOBIL X-TRAIL, KENDARAANKU DI DUNIA FANA INI. SEMENTARA UNTUK KENDARAANKU DI AKHIRAT KELAK, AKU BERPIKIR SERIBU KALI SAAT MEMBELINYA.
Selengkapnya...
YA TUHANKU, KENAPA ENGKAU TIDAK MENOLONGKU?
Ada seorang laki - laki yang tinggal di dekat sebuahsungai. Bulan - bulan musim penghujan sudahdimulai.Hampir tidak ada hari tanpa hujan baik hujan rintik-rintikmaupun hujan lebat.Pada suatu hari terjadi bencana di daerah tersebut. Karena hujanturun deras agak berkepanjangan, permukaan sungai semakinlama semakin naik, dan akhirnya terjadilah banjir.Saat itu banjir sudah sampai ketinggian lutut orang dewasa.
Daerah tersebut pelan-pelan mulai terisolir. Orang - orang sudahbanyak yang mulai mengungsi dari daerah tersebut, takut kalaupermukaan air semakin tinggi.Lain dengan orang-orang yang sudah mulai ribut mengungsi,lelaki tersebut tampak tenang tinggal di rumah. Akhirnyadatanglah truk penyelamat berhenti di depan rumah lelakitersebut.“Pak, cepat masuk ikut truk ini, nggak lama lagi banjir semakintinggi”, teriak salah satu regu penolong ke lelaki tersebut.Si lelaki menjawab: “Tidak, terima kasih, anda terus sajamenolong yang lain. Saya pasti akan diselamatkan Tuhan. Sayaini kan sangat rajin berdoa.”Setelah beberapa kali membujuk tidak berhasil, akhirnya truktersebut melanjutkan perjalanan untuk menolong yang lain.Permukaan air semakin tinggi. Ketinggian mulai mencapai 1.5meter. Lelaki tersebut masih di rumah, duduk di atas almari.
Datanglah regu penolong dengan membawa perahu karet danberhenti di depan rumah lelaki tersebut.“Pak, cepat kesini, naik perahu ini. Keadaan semakin tidakterkendali. Kemungkinan air akan semakin meninggi.Lagi-lagi laki-laki tersebut berkata: “ Terima kasih, tidak usahmenolong saya, saya orang yang beriman, saya yakin Tuhan akanselamatkan saya dari keadaan ini.Perahu dan regu penolongpun pergi tanpa dapat membawalelaki tersebut.
Perkiraan banjir semakin besar ternyata menjadi kenyatan.Ketinggian air sudah sedemikian tinggi sehingga air sudahhampir menenggelamkan rumah-rumah disitu. Lelaki itunampak di atas wuwungan rumahnya sambil terus berdoa.Datanglah sebuah helikopter dan regu penolong. Regupenolong melihat ada seorang laki-laki duduk di wuwunganrumahnya. Mereka melempar tangga tali dari pesawat. Dari atasterdengar suara dari megaphone: “ Pak, cepat pegang tali itudan naiklah kesini. “, tetapi lagi-lagi laki-laki tersebut menjawabdengan berteriak: “Terima kasih, tapi anda tidak usah menolongsaya. Saya orang yang beriman dan rajin berdoa. Tuhan pastiakan menyelamatkan saya”.Ketinggian banjir semakin lama semakin naik, dan akhirnyaseluruh rumah di daerah tersebut sudah terendam seluruhnya.
Bagaimana nasib lelaki tersebut? Lelaki tersebut akhirnya mati tenggelam.Di akhirat dia dihadapkan pada Tuhan. Lelaki ini kemudian mulaiberbicara bernada protes: “Ya Tuhan, aku selalu berdoa padamu,selalu ingat padamu, tapi kenapa aku tidak engkau selamatkandari banjir itu?”Tuhan menjawab dengan singkat: “Aku selalu mendengar doa-doamu,untuk itulah aku telah mengirimkan truk, kemudianperahu dan terakhir pesawat helikopter. Tetapi kenapa kamutidak ikut salah satupun?
Sebuah cerita menarik. Demikian juga dalam kehidupan kita,kita bekerja dan selalu melakukan doa kepada Allah s.w.t. DanAllah sudah sering mengirimkan “truk”, “perahu”, dan “pesawat”kepada kita, tapi kita tidak menyadarinya
Selengkapnya...
Andai Katamu Percuma
Suatu hari ada salah seorang sahabat yang meninggal dunia. Seperti biasanya, jika ada sahabat meninggal dunia, Rasulullah pasti menyempatkan diri mengantarkan jenazahnya sampai ke kuburan. Tidak cukup sampai di situ, pada saat pulangnya, Rasulullah menyempatkan diri singgah untuk menghibur dan menenangkan keluarga yang ditinggalkan supaya tetap bersabar dan tawakal menerima musibah itu. Begitupun terhadap keluarga sahabat yang satu ini.
Sesampai di rumah duka, Rasulullah bertanya kepada istri almarhum, “Tidakkah almarhum suamimu mengucapkan wasiat ataulah sesuatu sebelum ia wafat?”
Sang istri yang masih diliputi kesedihan hanya tertunduk. Isak tangis masih sesekali terdengar dari dirinya. “Aku mendengar ia mengatakan sesuatu di antara dengkur nafasnya yang tersengal. Ketika itu ia tengah menjelang ajal, ya Rasulullah.”
Rasulullah tertanya, “Apa yang dikatakannya?”
“Aku tidak tahu, ya Rasulullah. Maksudku, aku tidak mengerti apakah ucapannya itu sekadar rintihan sebelum mati, ataukah pekikan pedih karena dahsyatnya sakaratul maut. Cuma, ucapannya memang sulit dipahami lantaran merupakan kalimat yang terpotong-potong.”
“Bagaimana bunyinya?” tanya Rasulullah lagi.
Istri yang setia itu menjawab, “Suamiku mengatakan ‘ANDAIKATA LEBIH PANJANG LAGI…. ANDAIKATA YANG LEBIH BARU… ANDAIKATA SEMUANYA….’. Hanya itulah yang tertangkap sehingga aku dan keluargaku bingung dibuatnya. Apakah perkataan-perkataan itu hanya igauan dalam keadaan tidak sadar, ataukah pesan-pesan yang tidak selesai….”
Rasulullah tersenyum. Senyum Rasulullah itu membuat istri almarhum sahabat menjadi keheranan. Kemudian, terdengar Rasulullah berbicara, “Sungguh, apa yang diucapkan suamimu itu tidak keliru.” Beliau diam sejenak. “Jika kalian semua mau tahu, biarlah aku ceritakan kepada kalian agar tak lagi heran dan bingung.”
Sekarang, bukan hanya istri almarhum saja yang menghadapi Rasulullah. Semua keluarga almarhum mengerubungi Rasul akhir zaman itu. Ingin mendengar apa gerangan sebenarnya yang terjadi. “Kisahnya begini,” Rasulullah memulai :
“Pada suatu hari, ia sedang bergegas akan ke masjid untuk melaksanakan shalat Jumat. Di tengah jalan ia berjumpa dengan dengan orang buta yang bertujuan sama-hendak pergi ke masjid pula. Si buta itu sendirian tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntunnya. Maka, dengan sabar dan telatennya, suamimu yang membimbingnya hingga tiba di masjid. Tatkala hendak menghembuskan nafas yang penghabisan, ia menyaksikan pahala amal shalihnya itu. Lalu ia pun berkata, ‘ANDAIKATA LEBIH PANJANG LAGI.’ Maksudnya adalah andaikata jalan ke masjid itu lebih panjang lagi, pasti pahalanya akan jauh lebih besar pula.”
Semua anggota keluarga itu sekarang mengangguk-angguk kepalanya. Mulai mengerti sebagian duduk perkara. “Terus, ucapan yang lainnya, ya Rasulullah?” tanya sang istri yang semakin penasaran saja.
Nabi menjawab, “Adapun ucapannya yang kedua dikatakannya tatkala ia melihat hasil perbuatannya yang lain. Sebab pada hari berikutnya, waktu ia pergi ke masjid pagi-pagi sekali untuk shalat Subuh, cuaca dingin sekali. Di tepi jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, hampir mati kedinginan. Kebetulan suaminya membawa sebuah mantel baru, selain yang dipakainya.
Maka ia pun mencopot mantelnya yang lama yang tengah dikenakannya dan diberikan kepada si lelaki tua itu. Menjelang saat-saat terakhirnya, suamimu melihat balasan amal kebajikannya itu sehingga ia pun menyesal dan berkata, ‘Coba, ANDAIKATA YANG MASIH BARU yang kuberikan kepadanya, dan bukannya mantelku yang lama yang kuberikan kepadanya, pasti pahalaku jauh lebih besar lagi.’ Itulah yang dikatakan suamimu selengkapnya.”
“Kemudian, ucapan yang ketiga, apa maksudnya ya Rasulullah?” tanya sang istri lagi.
Dengan penuh kesabaran, Rasulullah menjelaskan, “Ingkatkah engkau ketika pada suatu waktu suamimu datang dalam keadaan sangat lapar dan meminta disediakan makanan? Ketika itu engkau segera menghidangkan sepotong roti yang telah dicampur daging dan mentega. Namun, tatkala hendak dimakannya, tiba-tiba seorang musafir mengetuk pintu dan meminta makanan. Suamimu lantas membagi rotinya menjadi dua potong. Yang sebelah diberikannya kepada musafir itu.
Dengan demikian, pada waktu suamimu akan nazak (sakaratul maut), ia menyaksikan betapa besarnya pahala dari amalnya itu. Karenanya, ia pun menyesal dan berkata, ‘Kalau aku tahu begini hasilnya, musafir itu tidak akan kuberi hanya separuh. Sebab, ANDAIKATA SEMUANYA kuberikan kepadanya, sudah pasti pahalaku akan berlipat ganda pula.’”
Sekarang, semua anggota keluarga mengerti. Mereka tak lagi risau dengan apa yang telah terjadi kepada suami dan ayah mereka ketika akan menjelang wafatnya. Kelapangan telah ia dapatkan karena ia tidak sungkan2 untuk menolong dan memberi.
Begitulah keadilan Tuhan. Pada hakikatnya, apabila kita berbuat baik, pastinya kita juga yang akan beruntung, bukan orang lain. Lantaran segala tindak-tanduk kita tidak lepas dari penilaian Allah. Sama halnya jika kita berbuat buruk. Akibatnya juga akan menimpa kita sendiri. “Kalau kamu berbuat baik, sebetulnya kamu berbuat baik untuk dirimu. Dan jika kamu berbuat buruk, bererti kamu telah berbuat buruk atas dirimu pula.” (QS.Al Isra: 7)
Dari kisah nyata diatas dapat kita ambil hikmah, bahwa tertutup sudah kesempatan kita mencari bekal untuk kehidupan akherat sekecil apapun. Kata andaikata pun percuma, hanya penyesalan dan penyesalan yang tiada abisnya..!!
♥♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ (`'•.¸*¤* ¸.•'´) ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥♥
“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya sepuluh kali ganda amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya.”(Q. s. al-An‘am: 160).
Rasulullah Saw bersabda, “Bersegeralah engkau beramal saleh, karena akan datang (terjadi) fitnah-fitnah seperti serpihan malam gulita, di mana seseorang pada pagi hari beriman, namun sore harinya kafir, sore hari beriman pada pagi harinya kafir. Ia rela menjual agamanya dengan harta benda dunianya.”
♥♥`*•.¸¸.•* (¸.•'´ (¸.•'´*¤* `'•.¸) `'•.¸) `*•.¸¸.•*♥♥
Selengkapnya...
Dua Umar dan Gempa Bumi
Suatu kali di Madinah terjadi gempa bumi. Rasulullah SAW lalu meletakkan kedua tangannya di atas tanah dan berkata, "Tenanglah … belum datang saatnya bagimu.'' Lalu, Nabi SAW menoleh ke arah para sahabat dan berkata, "Sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian … maka jawablah (buatlah Allah ridha kepada kalian)!"
Sepertinya, Umar bin Khattab RA mengingat kejadian itu. Ketika terjadi gempa pada masa kekhalifahannya, ia berkata kepada penduduk Madinah, "Wahai Manusia, apa ini? Alangkah cepatnya apa yang kalian kerjakan (dari maksiat kepada Allah)? Andai kata gempa ini kembali terjadi, aku tak akan bersama kalian lagi!"
Seorang dengan ketajaman mata bashirah seperti Umar bin Khattab bisa, merasakan bahwa kemaksiatan yang dilakukan oleh para penduduk Madinah, sepeninggal Rasulullah dan Abu Bakar As-Shiddiq telah mengundang bencana.
Umar pun mengingatkan kaum Muslimin agar menjauhi maksiat dan segera kembali kepada Allah. Ia bahkan mengancam akan meninggalkan mereka jika terjadi gempa kembali. Sesungguhnya bencana merupakan ayat-ayat Allah untuk menunjukkan kuasa-Nya, jika manusia tak lagi mau peduli terhadap ayat-ayat Allah.
Imam Ibnul Qoyyim dalam kitab Al-Jawab Al-Kafy mengungkapkan, "Dan terkadang Allah menggetarkan bumi dengan guncangan yang dahsyat, menimbulkan rasa takut, khusyuk, rasa ingin kembali dan tunduk kepada Allah, serta meninggalkan kemaksiatan dan penyesalan atas kekeliruan manusia. Di kalangan Salaf, jika terjadi gempa bumi mereka berkata, 'Sesungguhnya Tuhan sedang menegur kalian'.''
Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga tak tinggal diam saat terjadi gempa bumi pada masa kepemimpinannya. Ia segera mengirim surat kepada seluruh wali negeri, Amma ba'du, sesungguhnya gempa ini adalah teguran Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan saya telah memerintahkan kepada seluruh negeri untuk keluar pada hari tertentu, maka barangsiapa yang memiliki harta hendaklah bersedekah dengannya."
"Allah berfirman, 'Sungguh beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan tobat ataupun zakat). Lalu, dia mengingat nama Tuhannya, lalu ia sembahyang." (QS Al-A'laa [87]:14-15). Lalu katakanlah apa yang diucapkan Adam AS (saat terusir dari surga), 'Ya Rabb kami, sesungguhnya kami menzalimi diri kami dan jika Engkau tak jua ampuni dan menyayangi kami, niscaya kami menjadi orang-orang yang merugi."
"Dan katakan (pula) apa yang dikatakan Nuh AS, 'Jika Engkau tak mengampuniku dan merahmatiku, aku sungguh orang yang merugi'. Dan katakanlah doa Yunus AS, 'La ilaha illa anta, Subhanaka, Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim'."
Jika saja kedua Umar ada bersama kita, mereka tentu akan marah dan menegur dengan keras, karena rentetan "teguran" Allah itu tidak kita hiraukan bahkan cenderung diabaikan. Maka, sebelum Allah menegur kita lebih keras, inilah saatnya kita menjawab teguran-Nya. Labbaika Ya Allah, kami kembali kepada-Mu. Wallahu a'lam.
Selengkapnya...
Air Mata yang Menuntun ke Surga
Dua ilmuwan pernah melakukan penelitian disertasi tentang air mata. Kedua peneliti tersebut berasal dari Jerman dan Amerika Serikat. Hasil penelitian kedua peneliti itu menyimpulkan bahwa air mata yang keluar karena tepercik bawang atau cabe berbeda dengan air mata yang mengalir karena kecewa dan sedih.
Air mata yang keluar karena tepercik bawang atau cabe ternyata tidak mengandung zat yang berbahaya. Sedangkan, air mata yang mengalir karena rasa kecewa atau sedih disimpulkan mengandung toksin, atau racun. Kedua peneliti itu pun merekomendasikan agar orang-orang yang mengalami rasa kecewa dan sedih lebih baik menumpahkan air matanya. Sebab, jika air mata kesedihan atau kekecewaan itu tidak dikeluarkan, akan berdampak buruk bagi kesehatan lambung.
Menangis itu indah, sehat, dan simbol kejujuran. Pada saat yang tepat, menangislah sepuas-puasnya dan nikmatilah karena tidak selamanya orang bisa menangis. Orang-orang yang suka menangis sering kali dilabeli sebagai orang cengeng. Cengeng terhadap Sang Khalik adalah positif dan cengeng terhadap makhluk adalah negatif.
Orang-orang yang gampang berderai air matanya ketika terharu mengingat dan merindukan Tuhannya, air mata itu akan melicinkannya menembus surga. Air mata yang tumpah karena menangisi dosa masa masa lalu akan memadamkan api neraka.
Hal ini sesuai dengan hadis Nabi, "Ada mata yang diharamkan masuk neraka, yaitu mata yang tidak tidur semalaman dalam perjuangan fisabilillah dan mata yang menangis karena takut kepada Allah."
Seorang sufi pernah mengatakan, jika seseorang tidak pernah menangis, dikhawatirkan hatinya gersang. Salah satu kebiasaan para sufi ialah menangis. Beberapa sufi mata dan mukanya menjadi cacat karena air mata yang selalu berderai.
Tuhan memuji orang menangis. "Dan, mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk." (QS Al-Isra' [17]:109). Nabi Muhammad SAW juga pernah berpesan, "Jika kalian hendak selamat, jagalah lidahmu dan tangisilah dosa-dosamu."
Ciri-ciri orang yang beruntung ialah ketika mereka hadir di bumi langsung menangis, sementara orang-orang di sekitarnya tertawa dengan penuh kegembiraan. Jika meninggal dunia ia tersenyum, sementara orang-orang di sekitarnya menangis karena sedih ditinggalkan.
Tampaknya, kita perlu membayangkan ketika nanti meninggal dunia, apakah akan lebih banyak orang mengiringi kepergian kita dengan tangis kesedihan atau dengan tawa kegembiraan.
Jika air mata kerinduan terhadap Tuhan tidak pernah lagi terurai, apalagi jika air mata selalu kering di atas tumpukan dosa dan maksiat, kita perlu segera melakukan introspeksi. Apakah mata kita sudah mulai bersahabat dengan surga atau neraka.
sumber: republika.co.id
Selengkapnya...
Selasa, 01 Februari 2011
JANTUNG dan DARAH
Sahabatku..
sungguh menarik bila kita, mampu untuk bertafakur sejenak
tentang pesona alam disekitar kita
Maha Suci ALLAH
yang telah menjadikan makhlukNYA (bumi), untuk berputar pada porosnya
dan mengelilingi makhlukNYA yang lain (matahari), sesuai pada sumbunya
dan perputaran itu teratur, bahkan bumi adalah satu-satunya makhluk ALLAH yang dapat dihuni oleh manusia
dari sekian banyak makhlukNYA
Sahabatku..
namun bukan hal itu, yang ingin menjadi topik kali ini
tapi sebuah pesona yang terkadang kita melupakannya, sehingga kita tidak percaya pada pembuktian-pembuktian ALLAH yang selanjutnya
JANTUNG dan DARAH
pernahkah kita bertafakur, dengan apa yang ada pada tubuh kita
Sahabat
beberapa artikel yang saya baca, tentang seberapa cepatnya DARAH ini bergerak
dan seberapa kuatnya daya pompa yang dihasilkan oleh JANTUNG kita
ternyata pada sebuah artikel itu ditulis, bahwa JANTUNG ini dapat memompa DARAH 5,5 liter permenitnya
SUBHANALLAH, Luar Biasa bukan
lalu berapa perjamnya
maka hasilnya adalah
330 liter perjam
Sahabatku
betapa hebatnya JANTUNG kita dalam kondisi normal
dan coba kita bertafakur tentang kecepatan DARAH
maklum saya tidak menemukan artikel tentang kecepatan darah
jika diseach di google, maka hasil yang ditemukan adalah
yang telah saya jelaskan diawal
namun intinya.
PASTI
bahwa kecepatan DARAH kita, lebih cepat dari pada benda tercepat dibumi, dan bila sudah ada benda tercepat yang mengalahkan kecepatan DARAH, maka benda itu tetap saja
masih kalah dengan ALLAH
karena RABB Yang Maha Suci, telah membuktikan kecepatan itu sebelumnya
yaitu ketika Mi'rajnya Rasulullah
menuju Sidratul Muntaha
SUBHANALLAH bukan..
oleh sebab itu "sebuah pesona yang terkadang kita melupakannya, sehingga kita tidak percaya pada pembuktian-pembuktian ALLAH yang selanjutnya" kalimat ini tertulis diawal.
Selengkapnya...
Nikmatnya Masalah
Apa yang kita rasakan ketika kita mendapatkan sebuah masalah, ya…masalah. Karena setiap manusia pasti mempunyai masalah, tidak ada satupun makhluk Allah di muka bumi ini yang tidak mempunyai masalah. Ayam saja yang mungkin sering kita santap bisa merasakan stress karena masalah, tapi jangan lantas kita bayangkan masalah ayam sama dengan masalah manusia.
Namun demikian, bagaimana kita menghadapi setiap permasalahan itu. Adakah dari kita yang menganggap suatu masalah itu sebagai sebuah kenikmatan, ataukah malah kita menganggap bahwa masalah yang pelik adalah sebagai sebuah musibah. Ya kebanyakan dari kita adalah menganggap suatu masalah itu adalah sebagai sebuah musibah, hal itu tidak bisa kita pungkiri bahkan saya sendiripun terkadang sering merasakan demikian. Padahal jauh dari situ masalah adalah sebuah kenikmatan, tapi bagaimana bisa masalah yang mendera kita kok di bilang sebagai sebuah kenikmatan?
Bagaimana bisa ketika seseorang ditimpa masalah hutang yang teramat besar adalah sebuah kenikmatan, atau bagaimana bisa ketika kita ditimpa masalah dengan mendapatkan nilai kuliah/sekolah yang teramat jelek itu adalah sebuah kenikmatan, atau bagaimana mungkin ketika kita diputuskan oleh sang pacar adalah sebuah kenikmatan?
Coba kita bayangkan dan sedikit melirik kebelakang, ketika kita didera sakit yang hebat apa yang diucapkan? Ya kita banyak menyebut nama Allah, kita banyak beristigfar karena dengan demikian kita merasa dekat serta kita merasa tentram dengannya. Ketika kita didera hutang yang banyak, maka kita kadang merasa lebih dekat dengan Allah dan porsi meminta kepada Allah lebih intens serta lebih banyak ketimbang hari biasanya, pun demikian ketika kita mendapatkan nilai yang jelek, maka yang terucap pertama kali adalah kata “astagfirullah” karena secara tidak sadar bahwasanya diri ini refleks sadar akan kesalahan serta akan meminta lebih banyak kepada Allah dan juga akan lebih mendekatkan diri kepadaNya. Demikian juga ketika diputuskan pacar, kita akan lebih mendekat lagi kepada Allah serta akan lebih tekun dalam berdo’a bahkan mungkin sambil menangis agar diberikan pasangan yang lebih baik.
Maka tidak salah ketika Ust. Yusuf Mansur menuliskan “Masalah adalah suatu kenikmatan”, karena memang dalam masalah itu kita bisa lebih mendekatkan diri dengan Allah, kita lebih intens menghampiriNya dengan seabrek permintaan, dengan seabrek keluh kesah. Karena memang demikianlah sifat manusia, ia akan ingat Sang Maha Penciptanya kala dihimpit masalah, namun kala lapang kadang malah melupakanNya. Namun demikian maka bersyukurlah kala masalah menghampiri, mungkin Allah sedang sayang kepada kita makanya Allah memberikan masalah itu kepada kita, agar kita ingat kepadaNya.
Ingatlah sahabat bahwasanya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Boleh jadi apa yang kita anggap buruk itu adalah yang terbaik untuk kita, dan boleh jadi apa yang kita anggap baik malah itu adalah hal terburuk untuk kita, karena Allah Maha Tahu dan manusia tidak tahu. Jadi, syukuri ketika masalah itu mendera kita, karena dengannya lah kita bisa lebih merasakan kedekatan dengan Sang Pemilik Solusi, ingatlah bahwa masalah dunia itu sangat kecil dihadapan kita. Yang mesti kita waspadai adalah ketika Allah sudah tidak menyayangi kita lagi, karena ciri-ciri Allah menyayangi kita adalah dengan memberikan cobaan kepada setiap hambaNya agar kita semua terus ingat kepadaNya.
Selamat menikmati setiap masalah, selamat menikmati indahnya kebersamaan denganNya. Semoga Allah senantiasa memberikan solusi pada setiap permasalahan kita semua, semoga Allah senantiasa memberikan rasa syukur yang tak terhingga, semoga Allah senantiasa ridho atas semua yang kita kerjakan. Karena sesungguhnya Allah Maha Tahu atas segala apa yang ada di bumi dan dilangit, serta apa yang ada dalam hati serta lintasan pikiran setiap hambaNya.
Sekali lagi selamat menikmat hidangan Allah yang tak terhingga yang berupa “jamu” masalah.
Selengkapnya...
Cerita Cinta Sang Pejuang
Nama Salman Al Farisi tak asing lagi dalam deretan para pejuang dan pembela agama Allah. Ketakwaannya pun disegani di antara kaum muslimin. Keimananya yang begitu mendalam bahwa hanya Allah yang Maha Besar, sementara yang lain begitu kecil di hadapannya. Demikian juga sikapnya menghadapi masalah-masalah yang bersifat keduniaan, termasuk urusan cinta.
Dikisahkan, Salman Al Farisi hendak melamar seorang gadis. Sebagai manusia biasa yang memiliki fitrah cinta, ia jatuh hati pada seorang muslimah shalihah asli penduduk kota Madinah. Maksud suci ini kemudian ia sampaikan kepada Abu Darda’, seorang saudara yang dipertemukan atas nama aqidah.
Abu Darda’ bahagia menyambut keinginan Salman. Ia bergegas mengantarkan saudaranya ini untuk menemui wali dari sang gadis.
“Perkenalkan Saya adalah Abu Darda’, dan ini adalah saudara saya Salman yang berasal dari Parsi. Allah telah memuliakannya dengan Islam dan dia juga telah memuliakan Islam dengan amal dan jihadnya. Dia memiliki kedudukan yang utama di sisi Rasulullah, bahkan ia diberi kehormatan sebagai ahlul bait-nya. Saya datang untuk mewakili saudara saya ini melamar putri Anda,” ucap Abu Darda’ menyampaikan maksud dan tujuan.
Lamaran itu bersambut, “Kami merasa mendapatkan kehormatan menerima tamu dua sahabat Rasulullah yang mulia. Menjadi kehormatan pula bagi keluarga kami jika dapat memiliki seorang menantu dari salah satu sahabat Rasul yang agung. Akan tetapi, kami serahkan sepenuhnya jawaban dari lamaran ini pada putri kami.”
Setelah berdiskus, Ibu dari sang putri pilihan Salman itu mewakili untuk menjawab. “Mohon maaf sebelumnya jika apa yang kami sampaikan kurang berkenan. Dengan tetap mengharap ridha Allah, putri kami menolak lamaran Salman,” jawab sang Ibu.
Belum lagi Salman merespon jawaban itu, Sang Ibu melanjutkan perkataannya. “Akan tetapi, jika Abu Darda’ mempunyai niat yang sama untuk melamar putri kami, maka kami akan menerimanya,” katanya sang ibu.
Wajar bila Salman kecewa. Kekecewaan yang berlipat. Karena tak hanya niat mempersunting sang putri ditolak, namun kenyataannya justru saudara yang diajak membantu melamar malah yang dikehendaki untuk menikahi sang putri. Kebesaran hati Salman sedang diuji.
”Allahu Akbar!” ujar Salman mencuba meluapkan isi hatinya.
”Semua mahar dan nafkah yang kupersiapkan ini akan aku serahkan pada Abu Darda’, dan aku akan menjadi saksi pernikahan kalian,” lanjutnya tanpa ragu.
Menakjubkan. Kekecewaan Salman berujung keikhlasan tiada tara. Salman Al Farisi dengan ketakwaannya yang memuncak memberikan pelajaran tentang sebentuk kesedaran. Kesedaran bahwa cinta yang diinginkan tak selalu bisa dimiliki. Kesedaran tentang bagaimana semestinya menyingkapi rasa cinta yang Allah hendaki untuk kita.
Salman telah mengajarkan, sebagai pejuang, kita harus menjadi majikan cinta, bukan budaknya. Kita harus mampu mengendalikan nafsu dan perasaan, bukan dikendalikannya. Sungguh indah bila mana cinta dan nafsu itu ditunggang dengan keimanan yang tiada taranya kepada Allah dan Rasulnya.
Dan semoga kita bisa, mendapatkan yang terbaik, dipilih Allah untuk menjadi teman di dunia untuk berjuang dalam agamanya dan akhirat menjadi ketua bidadari bagi seorang lelaki penghuni syurga.
Wallahu a'lam bish shawab
Selengkapnya...